PENDEKATAN,
STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN MODEL PEMBELAJARAN
A.
Pendahuluan
Salah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan perfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya!!! Ketika anak didik kita lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritis akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam
upaya peningkatan kualitas pendidikan’ standar proses pendidikan (SPP) memiliki peran yang sangat penting.
Oleh sebab bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta
standar-standar lainnya’ tanpa didukung oleh standar proses yang memadai’ maka
standar-standar tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dalam konteks
itulah standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian
bagi pemerintah.[1]
Dalam
implementasi Standar Proses Pendidikan’ guru merupakan komponen yang sangat
penting sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada
guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas
pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru.Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai’
karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi
tertentu.
Harapan
yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran
yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas.Ini merupakan
masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.Kesulitan itu dikarenakan
anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya’tetapi mereka
juga sebagai makluk social dengan latar belakang yang berlainan.Paling sedikit
ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya’ yaitu
aspek intelektual’ psikologis’ dan biologis.[2]
Ketiga
aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya
sikap dan tingkah laku anak didik disekolah.Hal itu pula yang menjadi tugas
cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik.Sehingga berakibat guru
merasa belum berhasil dalam mengajar.
Oleh
karena itu dengan adanya permasalahan diatas maka’ perlu adanya perubahan dan
pembaharuan baik didalam pendekatan’ strategi’ metode’ teknik’ dan model
pembelajaran guna mengoptimalkan potensi anak didik yang teraktualisasi dalam
mendisain dan skenerio pembelajaran yang sangat berguna dalam mencapai iklim PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan) dengan proses IIM3 (interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi)
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Keanekaragaman model, pendekatan,
strategi maupun metode pembelajaran merupakan upaya agar selaras dengan tingkat
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik . Ini berarti
tidak ada model, pendekatan, strategi maupun metode pembelajaran yang paling
baik, atau yang satu lebih baik dari yang lain. Baik tidaknya akan tergantung
pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan,
perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan
memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
B.
Pembahasan
Dalam proses pembelajaran dikenal
beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang
merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran;
(4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran.
1.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajarandapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2.
Strategi
Pembelajaran
Pengertian strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama banyak dikenal dalam
lingkungan militer).Taktik adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran
tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara
maksimal. Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi
dipergunakan istilah metode atau tehnik.[3]
Secara sempit
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan secara luas
strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penerapan semua aspek yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah
perencanaan, pelaksanaan dan terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan
pembelajaran.[4]
Selanjutnya,
dengan mengutip pemikiran J. R David, dalam Wina Sanjaya menyebutkan bahwa
dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa
strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.[5]Terdapat
banyak ragam dari strategi pembelajaran, para pengajar dapat memilih dan
menerapkan atau bahkan menyintesis strategi yang sesuai dengan lingkungan
pembelajaran, sehingga tercipta penyampaian pelajaran yang efektif.[6]
Newman dan Logan
(Abin Syamsuddin Makmun) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu jika diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut
adalah:
a.
Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
b.
Mempertimbangkan dan memilih sistem
pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c.
Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
d.
Menetapkan
norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
Berdasarkan
kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Strategi Pembelajaran yang
Berpusat pada Peserta Didik
Strategi yang berpusat pada peserta didik adalah
kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran. Strategi ini menekankan bahwa peserta didik adalah
pemegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, sedangkan
pendidik berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.[7]
b. Strategi Pembelajaran yang
Berpusat pada Pendidik
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik
adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan terhadap pentingnya aktivitas pendidik dalam mengajar atau membelajarkan peserta didik,
perencana, pelaksanaan dan penilaian proses serta hasil pembelajaran dilakukan
dan dikendalikan oleh pendidik. Sedangkan peserta didik berperan sebagai
pengikut kegiatan yang ditampilkan oleh pendidik.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
Beberapa macam srtategi dalam pembelajaranadalah sebagai
berikut.
1. Strategi Pembelajran
Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori ini menekankan proses
bertutur/menjelaskan sehingga guru berperan sebagai subjek
yang harus bisa membawa siswa untuk menguasai materi.
Hasil belajar yang diperoleh dari strategi pembelajaran ekspositori adalah
pemahaman, bukan ingatan.Melalui penjelasan, siswa dapat mamahami hubungan
sebab akibat, memahami prosedur, memahami prinsip, membuat analogi.Sehingga hasil
belajar siswa adalah bisa menjelaskan kembali dengan bahasanya sendiri.[8]
2. Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI)
Pada strategi pembelajaran ini menekankan kapada proses mencari dan menemukan. Materi tidak diberikan secara langsung sehingga
siswa berperan untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan
guru sebagai fasilitatordan pembimbing dalam belajar.
Strategi ini sering
juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Contoh metode heuristic adalah
analisis alat tujuan dan melacak tujuan yang diinginkan.[9]
3. Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah(SPBM)
Dalam Startegi pembelajaran berbasis masalah ini,
guru memberikan kesempatan siswa untuk menentukan topik
masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas.
Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara
sistematis dan logis.Permasalahan bisa bersumber dari teks, atau peristiwa
yang terjadi dilingkungan sekitar.
3.
Metode Pembelajaran
Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah
“a way in achieving something”. Jadi, metode pembelajarandapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; [10](2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, (10) metode mengajar
dengan modul dan sebagainya.[11]
4.
Teknik dan Taktik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan
gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Tehnik-tehnik pembelajaran digolongkan oleh Knowles
ke dalam tujuh jenis. Pertama
adalah tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah, siaran
televise dan videotape, film dan slide, debat, dialog, dan tanya jawab,
symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman,
siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah bacaan. Kedua adalah
tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang mencakup :
Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok buzz, bermain
peran dan panel berangkai. Ketiga adalah tehnik untuk diskusi yang
mencakup antara lain : diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi sokratik,
diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. Keempat adalah
tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain peran, pemecahan
masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket) .Kelima adalah
tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).Keenam adalah
tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara.Ketujuh adalah tehnik-tehnik
pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan.Singkatnya, tehnik pembelajaran
itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditetapkan sesuai
dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.[12]
Sementarataktik pembelajaran merupakan gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah,
tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya, yang satu
cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of
humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
5.
Model Pembelajaran
Apabila antara
pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan
model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin
Surasega,) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan
strategi pembelajaran.
Dalam
mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa mengetengahkan lima model pembelajaran yang
dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran
(Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and
Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan
Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo memandang pentingnya strategi
pembelajaran inkuiri (inquiry).
Untuk lebih jelasnya,
posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:
Berdasarkan
uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan.
Pada dasarnya
guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran
versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
C. Pengembangan Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran dalam Pendiodikan Islam
Dalam andagium ushuliyah dikatakan bahwa ”Al-amru
bi sya’i amru bimawilihi walil wasa’ili hukmul maqosidi” Artinya perintah
pada sesuatu (termasuk didalamnya pendidikan) maka perintah pula mencari
mediumnya (metode), dan bagi medium hukumnya sama halnya dengan apa yang
dituju. Hal ini senada dengan firman Allah dalam surat Al- Maidah ayat 35 yang
artinya carilah jalan (metode) yang mendekatkan diri kepada-Nya dan bersungguh
sungguh pada jalan-Nya. QS Al- Maidah: 35.
Implikasi andagium ushuliyah dan ayat tersebut dalam
pendidikan Islam adalah dalam proses pelaksanaan pendidikan Islam dibutuhkan
adanya metode yang tepat guna menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang
dicita- citakan. Metode yang dimaksud diatas adalah metodologinya termasuk
didalamnya pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran agama
Islam sebagaimana penjelasan dibawah ini.
1.
Pendekatan dan Strategi
Pendidikan Islam
Perwujudan strategi pendidikan Islam dapat
dikonfigurasikan dalam bentuk metode pendidikan Islam yang lebih luasnya
mencakup pendekatan (approach)nya. Secara umum pendekatan pendidikan
terbagi atas dua macam yaitu inquiry approach dan expositori approach.
Inquiry approach adalah seorang pendidik hanya
menampilkan faktor, kejadian atau demonstrasi. Tiap-tiap anak didik dianjurkan
untuk mengajukan sebanyak-banyak hipotesis dan pertanyaan kepada pendidik.
Expositori approach adalah seorang pendidik berperan
lebih dominan dalam proses belajar-mengajar. Untuk tahap awal, pendekatan ini
efektif dilakukan, karena potensi anak didik belum tampak sebagaimana firman
Allah SWT, yaitu: QS.Al-Baqarah ayat 151 dan QS. Al-Imron ayat 104.
Dari dua firman itu, dapat dipastikan bahwa
pendekatan dalam metode pendidikan Islam dapat dilakukan dengan enam macam,
yaitu:
a. Pendekatan tilawah
Pendekatan tilawah meliputi membacakan aya-ayat Allah
yang bertujuan memandang fenomena alam sebagai ayat Allah, mempunyai keyakinan
bahwa semua ciptaan Allah mempunyai keteraturan yang bersumber dari Rabbul
‘Alamin, serta memandang bahwa segala yang ada tidak diciptakan-Nya secara
sia-sia belaka. Aplikasinya adalah pembentukan kelompok ilmiah bimbingan ahli
kompetensi ilmiah dengan landasan akhlak Islam, dan kegiatan-kegiatan ilmiah
lainnya, misalanya penelitian, pengkajian, seminar, dan sebagainya.
b. Pendekatan tazkiah
Pendekatan ini meliputi: menyucikan diri mereka
dengan upaya amar makruf dan nahi mungkar (tindakan proaktif dan tindakan
reaktif). Bentuk ini bertujuan untuk memelihara kebersiahan diri dari
lingkungannya, memeliahara dan mengembangkan akhlak yang baik, menolak dan
menajuhi akhlak tercela, berperan serta dalam memelihara kesucian
lingkungannya. Aplikasi bentuk pendekatan ini adalah adanya gerakan kebersihan,
kelompok-kelompok usrah, riyadhoh keagamaan, ceramah, tabligh, pemeliharaan
syiar Islam, kepemimpinan tebuka, teladan pendidikan, serta pengembangan
kontrol sosial.[13]
c. Pendekatan Ishlah
Pelepasan beban dan belenggu-belenggu yang bertujuan
memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain, sanggup menganalisis
kepincangan-kepinacangan yang lemah, memiliki komitmen memihak bagi kaum yang
tertindas dan berupaya menjembatani perbedaan paham, seperti ukhuwah Islamiah dengan aplikasinya
kunjungan kekelompok dhuafa, kampanye amala shaleh, kebiasaan bersedekah, dan
proyek-proyek sosial, serta mengembangkan badan amil zakat dan shodaqoh
(Bazis). Serta pendekatan ta’lim al-Kitab, pendekatan ta’lim Al-Hikmah, dan
yuallimukum malam takunu ta’lamun.[14]
2.
Metode dalam pendidikan Islam.
Metode pendidikan Islam yang relevan dan efektif
dalam pengajaran ajaran Islam adalah:
a. Metode diakronis
Suatu metode megajar ajaran Islam yang menonjolkan
aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komperatif tentang
berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga anakdidik
memiliki pengetahuan yang relevan, melimilki hubungan sebab akibat atau
kesatuan integral. Lebih lanjut anak didik dapat menelaah kejadian sejarah dan
mengetahui lahirnya tiap komponen, bagian, subsistem, sistem dan supersistem
ajaran Islam. Wilayah metode ini terarah pada aspek kognitif.
Metode diakronis ini disebut juga metode
sosio-historis, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kenyataan
kepercayaan, sejarah. Metode ini menyebabkan anak dididk ingin mengetahui,
memahami, menguraikan dan meneruskan ajaran-ajaran Islam dari sumber-sumber
dasarnya, yakni al-Quran dan as-Sunnah serta pengetahuan tentang latar belakang
masyarakat, sejarah budaya disamping siroh Nabi SAW.
b. Metode induktif (al-Istiqroiyah)[15]
Metode yang dilakukan oleh pendidik dengan cara
mengajarkan materi yang khusus (juz’iyah) menuju pada kesimpulan yang umum.
Tujuan metode ini adalah agar anak didik dapat mengenai kebenaran-kebenaran dan
hukum-hukum umum setelah melalui riset. Serta metode deduktif
(al-istimbathiyah), metode empiris (tajribaiyah), metode problem dan solving
(hallul musykilat).
3.
Teknik pendidikan Islam.
Realisasi dari metode pendidikan Islam diatas dapat
diaplikasikan dengan cara-cara praktis yang disebut dengan teknik pendidikan
Islam. Adapun teknik-teknik pendidikan Islam adalah:
a.
Teknik periklanan (al-ikhbariayah) dan teknik pertemuan (al-mudlaroh). Teknik
yang dilakukan dengan cara memasang iklan, pemberiatahuan, pengumuman, surat
kabar, atau majalah.teknik ini pun dapat dilakukan dengan tatap muka langsung
antara anak didik dengan pendidik.Untuk merealisaikan tehnik ini dapat
digunakan ceramah dan tulisan (al-kitabah).
b.
Teknik dialog (hiwar)
Teknik yang disajikan dengan suatu topik masalah yang
di lakukan melalui dialog antara pendidik dan anak didik. Untuk merealisasikan
teknik dialog dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut: teknik tanya jawab (al-asilah
wa ajwibah), teknik diskusi (an-naqosy), teknik bantah-membantah
(al-mujadalah), teknik barain storming (sumbang saran). Teknik lain adalah
teknik bercerita (al-Qoshos), teknik metafora (al-amisal), teknik drill
(al-mumarosah al-amal), teknik koreksi dan kritik (at-tanbiqiah), teknik
perlombaan (al-musabaqah).
4.
Model Pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran pendidikan Islam. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru yang mengacu pada
metodologi pembelajaran agama Islamyang dapat
digunakan untuk mencapai semua tujuan-tujuan yang ingin diraih dalam kegiatan
pendidikan Islam.
D. Kesimpulan
Adanya tuntutan mutu pendidikan dan kurang variatifnya penggunaan
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran mengakibatkan proses dan
hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan dan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik. Mencermati hal tersebut di atas, perlu adanya
perubahan dan
pembaharuan, baik didalam model, pendekatan, strategi maupun metodenya guna
mengoptimalkan potensi siswa yang teraktualisasikan dalam mendesain model dan
skenario pembelajaran yang sangat berguna dalam mencapai iklim PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan ) dengan proses IIM3 (interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi)
Keanekaragaman model, pendekatan, strategi maupun metode pembelajaran merupakan upaya agar selaras dengan tingkat perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik . Ini berarti tidak ada
model, pendekatan, strategi maupun metode pembelajaran yang paling baik, atau
yang satu lebih baik dari yang lain. Baik tidaknya akan tergantung pada tujuan
pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan
peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua
sumber belajar guna
menghantarkan tercapainya semua tujuan-tujuan yang ingin diraih dalam kegiatan
pendidikan Islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, A. Mukti. Metodologi penelitian Agama; sebuah pengantar,
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1989.
Aripin, ilmu
Pendidikan,Jakarta : Bumi aksara,2000.
Airasian. Peter W,Kerangka Pembelajaran Pengajaran dan Assemen,Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Bahri. Syaiful, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Daradjat.Zakiah,Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hajar.Ibnu, Hypno
Teaching, Jogjakarta:Diva Press,2012.
Mujib.Abdul
& Juyuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006.
Marno&M.
idris, Strategi & Metode Pengajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2008.
Sudjana.S, DKK.Metode dan Tehnik Pembelajaran
Partisipatif.Bandung : Falah Production,2001.
Sanjaya.Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana, 2007.
[1] Wina
Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta : Kencana, 2007),
xiv.
[3]Aripin, ilmu Pendidikan.(Jakarta
: Bumi aksara,2000) 56
[4]Sujadna S. DKK. Metode dan
Tehnik Pembelajaran Partisipatif. (Bandung : Falah Production,2001), 37
[7]Sujadna S. DKK. Metode….,(Bandung
: Falah Production,2001),.37-39
[8]Marno&M. idris, Strategi & Metode,…(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), . 109
[9]Peter
W. Airasian, Kerangka Pembelajaran Pengajaran dan Assemen (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), 84
[10] Zakiah Daradjat, Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 292
[11]Syaiful Bahri, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 85
[12]Sudjana.Metode
dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. (Bandung: Falah
Production,2001), 15-16
[13]Abdul Mujib & Juyuf Mudzakir,
Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), 178
[14]Ibid, 179
[15]A.
Mukti Ali, Metodologi Penelitian Agama
:sebuah pengantar,(Jogyakarta : tiara wacana Jogya, 1989). 74.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar